Header Ads

 TATA LETAK
(LAYOUT)

 

  A.    PENGENALAN TATA LETAK (LAYOUT)

Tata letak dalam bahasa Inggris disebut Layout, berasal dari kalimat verbal lay(v.) + out (adv.) artinya konfigurasi atau pengaturan. Kata Layout kali pertama dimunculkan tahun 1910 yang maksudnya rough desain untuk pekerjaan percetakan.

Arti layout yang lain adalah tata letak dari elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibuat.

Tata Letak (Layout) merupakan usaha desainer dalam mengatur, menyusun, menata, memadukan semua elemen dan unsur dalam komunikasi grafis (headline, body teks, foto, gambar, tabel, bidang, warna, dan lain-lainnya) untuk menjadikan desain komunikasi visual yang komunikatif, estetik, dan menarik.

Dengan begitu, seseorang yang melihat tata letak tersebut bisa mudah memahami informasi yang diberikan.

Agar informasi bisa tersampaikan, dalam membuat desain layout tidak bisa sembarangan dan harus memerhatikan elemen, unsur, serta prinsip-prinsipnya.

Apabila layout tidak terbaca dengan baik oleh pembaca, maka desain layout bisa dikatakan tidak efektif atau gagal.

 

  B.    TUJUAN PEMBUATAN TATA LETAK (LAYOUT)

Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, layout bermanfaat untuk mempermudah penyampaian informasi untuk para pembacanya.

Namun, ada pula tujuan lainnya, yakni:

  • ·        Membantu agar pesan yang dimaksud dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens.
  • ·        Membuat elemen gambar dan teks lebih komunikatif.
  • ·        Jika diterapkan dalam website, layout membuat tampilan sebuah website lebih menarik.
  • ·        Memudahkan audiens melakukan action sesuai yang diharapkan.

 

  C.    PRINSIP DASAR TATA LETAK (LAYOUT)

Prinsip dasar Tata Letak mengacu prisnip desain grafis di antaranya ada kesatuan, keseimbangan, proporsi, penekanan, irama, kesederhanaan, kejelasan, dan ruang..

Sumber : https://www.ruangguru.com/

a.     Kesatuan (Unity)

Kesatuan (unity) dalam desain grafis berarti kohesi, konsistensi, keutuhan, dan keselarasan semua unsur desain. Dengan memperhatikan prinsip kesatuan, karya yang kita buat bisa lebih padu dan menghasilkan tema yang kuat. Contohnya, saat memilih tone warna pada desain, kamu bisa menggunakan color palette supaya nggak ada warna yang saling bertabrakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan jenis font yang sama atau setipe jika desain kamu banyak mengandung teks.

b.    Keseimbangan (Balance)

Nah, dalam desain, selain semua unsurnya harus saling menyatu, kita juga perlu memperhatikan masing-masing komposisinya. Untuk itu, perlu adanya prinsip keseimbangan. Dengan menerapkan prinsip keseimbangan, desain yang kita buat akan memiliki estetika yang baik dan lebih komunikatif. Ada dua pendekatan dalam prinsip keseimbangan desain grafis, yaitu keseimbangan simetris ,asimetris, sederajat dan radial.

Sumber : https://www.ruangguru.com/

c.     Proporsi (Proportion)

Secara matematis, proporsi merupakan perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dalam desain, proporsi digunakan sebagai skala untuk membandingkan tiap-tiap unsur. Misalnya nih, kamu ingin membuat desain poster film. Maka, bagian yang ingin kamu tonjolkan ke audiens adalah gambar dan judul film. Jadi, porsi kedua unsur tersebut tentunya akan lebih besar dibanding yang lain.

d.    Penekanan (Emphasis)

Penekanan adalah cara untuk menentukan bagian mana yang menjadi prioritas dalam desain yang kamu buat. Biasanya, bagian ini merupakan informasi atau kesan yang ingin kita sampaikan ke audiens. Nah, penekanan dan proporsi tentunya saling keterkaitan, ya. Unsur-unsur yang menurutmu menjadi prioritas pasti akan memiliki proporsi yang lebih besar daripada unsur yang lain. Jenis penekanan dalam desain grafis ada 3, yaitu:

  •          Hierarki, yaitu ditentukan berdasarkan urutan atau susunan.
  •      Skala dan proporsi, yaitu menonjolkan informasi utama dengan ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain yang lebih banyak.
  •       Kontras, yaitu menempatkan dua unsur desain yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya dalam satu frame desain.

e.     Irama (Rhythm)

Irama dalam desain grafis adalah pengulangan atau variasi pada unsur-unsur desain. Irama bisa dihasilkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama dengan cara yang konsisten, atau unsur-unsur yang berbeda (dari segi bentuk, ukuran, posisi, atau unsur) tapi membentuk pola berirama.

Oleh karena itu, irama dapat membuat pandangan audiens bergerak dari satu pola ke pola yang lainnya, sehingga tercipta aliran pandangan saat melihat desain yang kamu buat.

Sumber : https://www.ruangguru.com/

  D.    ELEMEN-ELEMEN LAYOUT

Disinggung sebelumnya, dalam membuat layout tidak bisa sembarangan agar pesan bisa tersampaikan dengan baik.

Oleh karena itu harus memerhatikan elemen-elemen berikut:

  1. Teks (Text): Elemen teks berupa headline (judul), heading, hingga paragraf. Elemen-elemen ini perlu diatur secara intuitif agar mudah dibaca.
  2. Gambar (Image): Elemen ini berupa foto,ilustrasi, atau infografis yang memudahkan seseorang untuk membaca pesan secara tersirat dalam desain tersebut.
  3. Garis (Line): Elemen garis biasanya digunakan sebagai sekat (pembatas) yang membagi ruang-ruang tertentu dalam bidang layout. Garis juga bisa menambahkan unsur penekanan pada teks.
  4. Bentuk (Shape): Jika mampu digunakan dengan baik, elemen bentuk akan memberikan sentuhan yang menarik pada tata letak, seperti lingkaran, persegi panjang, segitiga, dan sebagainya.
  5. Ruang putih (White Space): Ruang putih adalah ruang kosong yang tidak berisi empat elemen sebelumnya. Kendati terlihat sepele, elemen ini sangat penting untuk memberikan jarak antara berbagai elemen dalam layout. Ruang putih bisa membuat pembaca mendapat kesan segar dan tidak sesak.

 

  E.    UNSUR LAYOUT WEBSITE

Dalam hal website, layout juga harus mengandung beberapa unsur di dalamnya. Berikut ini unsur-unsur layout website serta penjelasan singkatnya:

1.        Header

Pada bagian header, perancang layout bisa mengisi bagian tersebut dengan logo website, navigasi website, ikon media sosial, hingga menu pencarian.

2.        Navigation

Navigation/navigasi dapat diartikan sebagai petunjuk. Dalam sebuah website, navigation dapat berisikan menu yang tampil di atas halaman website hingga menu-menu pendukung lain yang biasanya berada di bawah website.

3.        Content/Body

Lebih lanjut, ada unsur content/body yang biasanya diisi dengan informasi produk, fitur produk, dan deskripsi produk yang sedang dijual. Jika dalam website, content/body ini biasanya berupa artikel.

4.         Sidebar

Unsur lainnya yaitu sidebar. Sebetulnya unsur ini sudah mulai tidak digunakan lagi oleh para perancang layout karena dinilai hanya akan membuat tampilan website menjadi kurang menarik.

Kendati demikian, sidebar masih digunakan pada beberapa halaman artikel yang nantinya akan diisi dengan informasi produk, produk paling populer, hingga navigasi tambahan.

5.        Footer

Unsur terakhir adalah footer. Pada bagian footer, perancang layout biasanya akan membagi menjadi dua hingga empat bagian.

Bagian pertama, yakni logo dan deskripsi singkat website. Bagian kedua yaitu informasi kontak. Bagian ketiga diisi dengan ikon media sosial, dan bagian keempat diisi dengan navigasi tambahan pada website.

 

  F.    PRINSIP DESAIN LAYOUT

Dalam desain grafis, ada beberapa prinsip desain layout yang harus diterapkan agar tujuan pembuatan layout dapat terealisasikan. Berikut ini prinsip-prinsip desain layout:

1.        Hierarki

Hierarki berarti urutan. Prinsip hierarki ini mengacu pada urutan kepentingan elemen dalam layout. Cara pertama untuk membuat hierarki yakni melalui ukuran.

Biasanya elemen terbesar dalam sebuah desain adalah yang paling penting, diikuti oleh yang terbesar kedua, dan seterusnya.

Cara kedua untuk membuat hierarki adalah melalui kontras. Elemen dengan kontras yang lebih tinggi akan menonjol di antara elemen kontras yang lebih rendah.

Cara ketiga yaitu melalui penempatan elemen. Sebuah elemen yang berdiri sendiri akan menarik lebih banyak perhatian daripada sekelompok elemen walaupun memiliki ukuran dan tingkat kontras yang sama.

2.        Keseimbangan

Selain hierarki, ada juga prinsip keseimbangan dalam layout. Keseimbangan ini secara tidak langsung dapat menarik bagi mata manusia. Maka itu, ciptakan layout yang seimbang dengan menggabungkan simetri, asimetri, hingga simetri radial.

3.        Perataan (alignment)

Dalam pembuatan layout, ada dua jenis perataan, yakni perataan tepi dan perataan tengah.

Perataan tepi ialah perataan saat elemen disejajarkan ke tepi atas, bawah kiri, atau kanan tata letak.

Sementara itu, perataan tengah efektif untuk bagian teks yang lebih kecil, seperti judul atau uraian, gambar, ikon, dan visual lainnya.

4.        Kedekatan

Kedekatan (jarak) dalam layout mengacu pada elemen yang diposisikan bersama atau terhubung secara visual.

Adanya kedekatan jarak ini penting untuk memberi tahu elemen mana yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

5.        Ruang (space)

Prinsip yang terakhir adalah ruang atau space. Pada layout, ruang bermanfaat untuk membantu memisahkan dan mengatur elemen satu dengan lainnya.

Ketika membuat layout, pastikan bahwa elemen yang berbeda memiliki ruang kosong untuk menghindari banyaknya elemen dalam satu layout.

 

  G.   CONTOH LAYOUT WEBSITE

      Supaya penerapan tata letak dapat tersusun dengan baik dan tertata, berikut beberapa            contoh layout website yang bisa dijadikan sebagai referensi:

·        Contoh 1

Sumber : https://www.dewaweb.com/

·        Contoh 2

Sumber : https://www.dewaweb.com/

·        Contoh 3

Sumber : https://www.dewaweb.com/

 

  H.    PANDUAN DASAR MEMULAI PEKERJAAN TATA LETAK

Tata Letak yang ideal, selain memiliki nilai estetika, juga memudahkan pembaca menyerap dan mengikuti informasi yang disajikan, Berikut panduan dasar untuk memulai pekerjaan tata letak untuk kebutuhan desain publikasi :

1.     Mempelajari dengan baik Brief dari pemberi kerjaan/klien berdasarkan keinginan dan kepentingan naskah yang akan dirancang.

Sumber : https://m2bespoke.co.uk/blog/content-agency-understand-complex-business

 

2.     Menentukan tujuan desain yang akan dirancang sebelum mulai merancang, sekaligus mengidentifikasi target pembaca berdasarkan 5W1H (Where, When, What, Who, Why, How).

a.   Where, dimana artikel kebanyakan akan dibaca ? (Kota/desa, sekolah/kantor, dalam ruangan/luar ruangan, dll)

b.     When, Kapan Artikel akan dibaca (Siang/Malam, Januari/Februari, Hari Libur/Kerja, dll)

c. What, Berita apa yang dirancang (Politik/Hiburan, Olah Raga/Iklan Layanan Masyarakat, dll)

d.    Who, Siapa yang membaca ?, (Anak-anak/Orang Tua, Pengusaha/Pekerja, dll)

e.    Why, Mengapa hal ini menarik/penting di baca?

f.     How, Bagaimana Artikel dibaca ? (Majalah/Website, Ukuran media/Reklame, dll)

Sumber : https://www.akuibucerdas.com/5-w-1-h-marketing-bisnis-online

3.   Buatlah sketsa dengan beberapa ide alternatif untuk rencana tata letak berdasarkan dasar-dasar naskah yang diberikan.

Sumber : https://creativepro.com/legibility-and-readability-whats-the-difference

4. Konsultasikan dengan pemberi kerja/klien untuk mendapatkan hasil yang terbaik, Dalam hal ini sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil diskusi yang lebih objektif, netral/tidak berpihak.

Sumber : https://wwwourphn.org.au/community-consultation

 

 

   REFERENSI LAYOUT WEBSITE

·       https://www.dewaweb.com/blog/website-layout-terbaik/

·       https://www.niagahoster.co.id/blog/inspirasi-website-terbaik/

·       https://www.exabytes.co.id/blog/jenis-layout-website/




 

   DAFTAR PUSTAKA

  1. https://www.ruangguru.com/blog/unsur-dan-prinsip-dasar-desain-grafis#:~:text=Dalam%20desain%20grafis%2C%20terdapat%20delapan,prinsip%20desain%20grafis%20tersebut%2C%20ya.
  2. https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-layout/
  3. Bahan Ajar Kursus dan Pelatihan Desain Grafis, Pengantar Desain Publikasi, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2029

 

 Selamat Belajar dan Berbagi

Copyright @ Mr. 2duh

 

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.